Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (2)

 

Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (2) - Artikel arsip surat yang sobat baca kali ini dengan judul Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (2), semoga isi postingan Artikel Tips membuat Surat yang kami tulis ini bermanfaat untuk pembaca sekalian. Selamat membaca artikel tentang Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (2).

Baca juga


Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas
Setelah Pos sebelumnya kami membahas tentang bagian surat dinas untuk kali ini kami akan menyambungnya kembali dengan bahasan mengenai Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (2)
baca juga :  

Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (1)

  • Salam Pembuka
  • Isi Surat
  • Salam Penutup
  • Tanda Tangan, Nama Jelas dan Jabatan
  • Tembusan


Salam Pembuka:
Salam pembuka dicantumkan disebelah kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal, dan alamatsurat. Huruf pertama awal kata dituliskan dengan huruf kapital, sedangkan kata yang lain dituliskan kecil semua kemudian salam pembuka itu diikuti tanda koma.

Dengan hormat, (D kapital, h kecil)

Isi surat:
Isi surat terbagi menjadi tiga bagian, yaitu a) paragraf pembuka,  b) paragraf isi surat yang sesungguhnya,  c)  paragraf penutup.


Kesalahan penulisan isi surat yang berhubungan dengan penerapan ejaan pada umumnya berupa kesalahan pemakaian tanda koma, tanda hubung dan tanda pisah, garis miring, dan garis bawah. Paparan berikut secara berturut-turut menyajikan berbagai kesalahan penerapan ejaan pada penulisan bagian isi surat.


Kesalahan penggunaan tanda koma (,) dalam surat resmi terdapat pada contoh berikut.
Dengan ini diberitahukan, bahwa STNK kenderaan Saudara berakhir masa berlakunya pada tanggal 24 Juni 2011.
Kami segera memberitahu Saudara, jika ada perubahan jadwal.
Tanda koma (,) tidak digunakan untuk mengawali anak kalimat yang terletak di belakang induk kalimat. Jadi, tanda koma sebelum kata sambung bahwa, jika, bila, sebab, sehingga, meskipun, dan sesuah harus dihilangkan. Demikian juga tanda koma sebelum kata bahwa dan jika pada contoh di atas harus dihilangkan. Sebaliknya, anak kalimat yang mendahului induknya harus diakhiri dengan tanda koma. Perhatikan contoh berikut!

Meskipun kami tidak dapat mengirimkan utusan, kami tetap mendukung pendanaan kegiatan itu.
Karena Saudara belum memberikan jawaban, kami menganggap Saudara tidak bersedia.

Tanda koma harus dipakai di belakang ungkapan penghubung antarkalimat atau antarparagraf. Perhatikan contoh berikut!
...di atas. Karena itu, ...
Sehubungan dengan itu,
Sebagai kesimpulan,
Sejalan dengan pernyataan di atas,...

Selanjutnya, tanda koma perlu dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal bagian kalimat untuk menghindari salah baca. Contoh
Atas kerjasama baik Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Atas bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Salam Penutup:
Huruf awal kata salam penutup ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata-kata lainnya ditulis kecil. Sesudah salam penutup dibubuhkan tanda koma.
Salam kami,
Hormat kami,

Tanda tangan, Nama jelas, dan jabatan :
Nama jelas penanda tangan dicantumkan dibawah tanda tangan dengan huruf awal setiap kata ditulis kapital, tanpa diberi kurung dan tanpa diberi tanda baca apapun.

M. Taufik Arif
NIP 130519977
Kepala


Penulisan singkatan atas nama seharusnya tidak ditulis a/n, tetapi a.n. kesalahan serupa yang sering muncul adalah u/p, u/b, a/p, d/a, dan d/h. Bentuk-bentuk itu seharusnya ditulis u.p. (untuk perhatian), u.b. (untuk beliau), a.p. (atas perintah), d.a. (dengan alamat), dan d.h. (dahulu).

Singkatan (kumpulan) kata tidak perlu memerlukan tanda titik, demikian juga singkatan setiap kata. Singkatan kata dapat mengambil huruf depannya tidak memerlukan titik. Titik juga tidak dipakai pada angka yang tidak menunjukkan jumlah. 

Tembusan
Penulisan kata Tembusan (dengan huruf T kapital diikuti dengan tanda titik dua), tidak perlu menggunakan garis bawah dan tidak diikuti oleh kata atau ungkapan Kepada Yang Terhormat atau Yth., apalagi jika diikuti kata penyapa, seperti Bapak, Ibu, atau Saudara.

Jika tembusan surat lebih dari satu, angka Arab dipakai untuk menomorinya tidak menggunakan penggunaan tanda hubung (-) sebagai lambang penomoran. Jika tembusan hanya satu, penulisannya tidak perlu diberi nomor. Kata pertinggal atau arsip tidak digunakan dalam tembusan surat karena sebuah surat dinas sudah tentu memiliki arsip. Selain itu, tembusan hanya diisi oleh pihak yang berhak memperoleh tembusan. Oleh karena itu, ungkapan selain nama instansi/badan atau nama orang yang mendapat tembusan tidak perlu dicantumkan. Ungkapan sebagai laporan, tidak perlu dicantumkan. Perhatikan contoh berikut!

Tembusan:
Direktur Jenderal Pajak

Tembusan:
1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
2. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
3. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum

Tembusan:
1. Ir. Heri Putranto
2. Drs. Lutfi M.

Demikianlah Artikel Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (2)
Sekianlah artikel Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (2) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (2) dengan alamat link https://arsipsuratku.blogspot.com/2013/11/mengenal-bagian-bagian-surat-dinas-2.html
Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas (2) 4.5 5 Unknown Mengenal Bagian-Bagian Surat Dinas, Salam Pembuka Isi Surat Salam Penutup Tanda Tangan, Nama Jelas dan Jabatan Setelah Pos sebelumnya kami membahas tentang bagian surat dinas untuk kali ini kami akan menyambungnya kembali dengan bahasan mengenai Men...


No comments:

Post a Comment